Halaman

Minggu, 05 April 2020

Busana Penabuh Gamelan era Sri Sultan HB VII

Pada tahun 1888 (masa pemerintahan Sri Sultan HB VII awal), Kassian Cephas membuat karya foto yang menampilkan seperangkat alat musik gamelan lengkap dengan para penabuhnya (Konco Wiyoko).

Dalam foto karya Kassian Cephas itu, tampak para penabuh bertelanjang dada. Hal ini menandakan bahwa Konco Wiyoko ketika itu masih dianggap berstatus rendah. Selain cara berbusana Konco Wiyoko, dalam foto tersebut juga bisa diperhatikan bahwa tidak ada satupun bangsawan Keraton Yogyakarta yang menjadi Konco Wiyoko (penabuh gamelan). Meski pernyataan ini digarisbawahi oleh Dr. Jennifer Lindsay agar dilakukan riset dan penelitian lebih lanjut.

Mbak Jane, yang diawal paparannya mengaku sebagai orang Bantul ini, juga menampilkan foto dokumentasi milik Keraton Yogyakarta terkait para Konco Wiyoko di tahun 1930-an yang sudah mengalami perubahan kostum pentas. Di era tersebut, Konco Wiyoko sudah menggunakan baju peranakan.

**

Simposium Internasional Budaya Jawa: Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta hari kedua berlangsung meriah, Selasa (10/03) di Kasultanan Ballroom Royal Ambarrukmo Hotel.

Simposium Internasional yang diselengggarakan oleh Keraton Yogyakarta tahun 2020 kali ini mengangkat tema tentang busana dan peradaban.

Hari kedua gelaran Simposium Internasional, terdapat salah seorang pembicara yang bagi penulis, sangat menarik untuk menuliskannya. Beliau adalah Dr. Jennifer Lindsay yang merupakan honorary associate professor dari The Australian National University. Dalam simposium ini, Mbak Jeni, sapaan akrab beliau, membahas gamelan dan busana pentasnya.

Mbak Jeni mengatakan, pada masa penjajahan golongan masyarakat ada empat, yaitu: Eropa, Indo (keturunan Eropa, China (dalam perkembangannya nanti ada ras Arab dan lainnya), serta golongan inlander atau pribumi.

Garis perbedaan imajiner yang dikhayalkan sebagai “ras”, sebetulnya hanyalah dicetak dari pakaian. Peraturan ketika itu masih sangat ketat, bisa dikatakan untuk menjaga jarak antara orang Eropa dengan inlander atau kasta lainnya.

Sumber : (

https://genpijogja.com/simposium-kraton-jogja-kassian-cephas-hingga-gaya-berpakaian-soekarno.html
)